Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Wira Ananta Rudira

Gambar
    (Tabah Sampai Akhir) ! Kalimat Pendek penuh makna mendalam, yang selama ini seolah hening tanpa kata ditengah derasnya arus lautan, mereka yang selama ini berkarya dalam diam, berjuang mengalahkan arus, pualam dan binatang ganas di dalam laut yang setiap saat siap menerkam, hari-hari terakhir berkumdang dan menghiasi dinding media sosial. Wira Ananta Rudira (Tabah Sampai Akhir)   mengumandang di jagat maya seiring pencarian kapal selam  KRI Nanggala-402  yang hilang kontak di Selat Bali sejak Rabu (21/4/2021) dini hari. Sekali lagi, Semboyan ini   jarang terdengar itu benar-benar menjadi gambaran sikap semua awak kapal selam termasuk awak KRI Nanggala 402 yang sampai saat ini Minggu (25/4/2021) siang belum ketahuan nasibnya. Semoga : 1. Letkol Laut (P) Heri Oktavian 2. Mayor Laut (P) Eko Firmanto 3. Mayor Laut (T) Wisnu Subiyantoro. 4. Kapten Laut (E) Yohanes Heri 5. Kapten Laut (P) I Gede Kartika 6. Lettu Laut (P) Muhadi 7. Lettu ...

Mengajarkan Iman Dan Agama Pada Yang Tidak Seiman ! (Beda Itu Indah )

Gambar
 Oleh : Tanus Korbaffo Gedung SMPK Sta.Theresia Kupang 9 Januari 2003, hari yang bersejarah dalam hidupku. Seusai menyelesaikan pendidikan S1 di IPI Malang-Jawa Timur, dimana saya bersama teman – teman di wisuda dan diutus dengan misa meriah yang dipimpin oleh Y.M Uskup Malang, 29 September 2002, meski banyak tawaran, namun saya memilih kembali ke NTT. 9 Januari 2003, masih dalam suasana natal, saya menginjakan kaki pertama kali di SMP Katolik Sta.Theresia Kupang dan tercatat sebagai guru di sana. Bulan Januari merupakan semester genap (kenaikan kelas). Saya bahagia karena bisa mengajar di sekolah itu. Saat retret SMP Katolik Sta.Theresia Kupang, sekolah yang dikelola (milik) para suster SSpS Timor ini, terkenal disiplin dan mengukir banyak prestasi di kancah nasional dan daerah. Karena terkenal disiplin dan memiliki sejumlah prestasi serta kegiatan ekstra dan keagamaan yang kental, sekolah ini menjadi incaran orang-orang yang lumayan baik ekonomi keluarga, untuk memasukan anak...

AJARAN IBU! (Memaknai Hari Kartini)

Gambar
  Untuk Yang Tercinta : Mama Bertha Anunu Abi dan Mama Helena Wea Labo Mama Bertha Anunu  ( Saat Membersihkan Kebun di Kupang) Mama saya tidak pernah duduk di bangku sekolah, namun ajarannya pada kami melebihi profesor kenanamaan. Ajaran hidupnya telah menjadikan kami anak-anaknya menjadi pribadi yang mampu hidup dalam badai modernisasi saaat ini. Semangat juang mama di kampung semenjak kepergian ayah tercinta, patut diancungi jempol. Kala itu, mama bertindak selalu ayah dan ibu. Mama harus berjuang memenuhi kehidupan kami 10 bersaudara, disaat yang sama, mama(Ena) harus bisa memberi kasih sayang sebagai seorang mama bagi kami semua. 142 tahun silam, di Jepara tepatnya 21 April 1879, lahir Raden Adjeng Kartini , yang belakangan   dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan  Pribumi-Nusantara . Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegor...

Kenangan Paskah Di Dusun 30-an Tahun Lalu ! ( Memori Paskah Di Haumeni Tahun 1980-an)

Gambar
 Oleh : Tanus Korbaffo Kenangan   Paskah Di Dusun 30-an Tahun Lalu ! ( Memori   Paskah Di Haumeni   Tahun 1980-an) Paskah menjadi kenangan indah bagi kami anak-anak seusia saya waktu itu. Paroki Haumeni memiliki 5 stasi (Sainoni, Napan-Test, Banain, Buk dan Oelbonak).   Sehari sebelum perayaan Kamis Putih, atau pagi hari menjelang perayaan Kamis Putih umat dari stasi – stasi menuju pusat paroki. Gedung paroki   (gedung SDK Haumeni) menjadi tempat berlindung selama perayaan paskah. Gedung itu terisi penuh dengan umat. Aktifitas selama hari-hari perayaan itu terbilang unik. Kami yang anak – anak bermain, ada yang bermain kucing-kucingan, bermain karet tangan, kelereng, dsbnya. Yang mama-mama biasanya berceritera, masak dan apa saja. Perayaan paskah itu memang sungguh terasa di dusun itu. Bekal yang di bawa juga terbilang sederhana, ada umbi-umbian. Jagung goreng, cemilan ala kampung yang paling digemari kala itu adalah “UT”,. Ut ini terbuat dari jagung ...

DI TITIK NOL, SIAPA MENOPANG ?

Gambar
  (SEROJA MELAHIRKAN CINTA DAN DUKA) Oleh : Tanus Korbaffo   Dua belas hari telah berlalu, ketika serangan roh jahat (Seroja) memporakporandakan bumi Flobamora. Hujan disertai angin kencang   sejak Kamis Putih 2021 yang berpuncak pada Minggu(4 April 2021) Paskah 2021 melahirkan duka dan cinta. Duka dan cinta dua hal yang sama sekali berbeda. Duka situasi penuh air mata dan keputusasaan, sedangkan cinta, situasi penuh canda tawa dan harapan akan masa depan yang lebih baik dari hari ini. Tahun 2020 dan 2021 tahun penuh kecemasan, penuh air mata dan keputusasaan.   Virus mematikan (covid-19) yang tak kelihatan dan tak berwujud, namun melahirkan kecemasan dan deraian air mata anak-anak yang tak bisa makan, karena orang tuanya di phk. Beberapa generasi anak bangsa yang mesti menikmati bersama teman-temannya duduk bersama di satu ruang   dan belajar bersama harus pupus dan harus belajar tanpa kehadiran seorang guru secara lansung. Miliaran manusia di dunia h...

Ibu Pertiwi Menangis – Sakitnya Melahirkan !

Gambar
  Refleksi Atas Peristiwa   Minggu Kelabu 28 Maret 2021 Di Masakar !   Di keheningan malam tak berbintang, sang wanita tua itu bersandar di sebuah pohon palem dengan linangan air mata, ia meratapi   nasibnya yang tak menentu. Tangisannya itu didengar oleh sekelompok jangkrik   yang bersembunyi   dibalik dedaunan kering.   Sontak jangkrik-jangkrik itu seolah dikomando ikut menangis. Kepedihan ibu pertiwi   itupun turut dirasakan oleh sang bulan yang malam itu enggan menampakan wujudnya. Sang bulan sejenak menampakan wujudnya dan menghilang dengan datangnya segumpalan awan hitam nan pekat. Ibu pertiwa menangis dan suaranya tangisannya bukan saja didengar oleh jangkrik dan bulan, namun kini alam semesta ikut merasakan kepedihan ibu pertiwa ini. Tangisan sang rumput, tangisan sang awan dan tangisan debu jalanan menambah kepedihan ibu pertiwi malam itu. Pohon palem yang menjadi sandaran ibu pertiwi larut dalam kepedihan mengikuti   irama a...

Di Angka 11.00 Berpuncak Pada 02.00 (Mencekam)

Gambar
  Malam itu, minggu paskah 2021 hujan yang mengguyur Bello dan sekitarnya disertai angin semenjak Kamis Putih menggurung niat kebanyakan insan beriman menuju kapela merayakan misteri iman itu. Saya tidak tahu entah mulai jam berapa listrik diseputaran Bello padam, yang pastinya pada pukul 19.00 malam itu saya sempat menuangkan isi hati saya dalam satu tulisan dengan judul “alam merayakan paskah 2021 dengan caranya sendiri” hanya diterangi lilin. Malam itu diterangi lilin dan pelita sumbu buatan sang istri tercinta kami sekeluarga menikmati makan malam bersama. Kami tidak seperti biasa setelah makan malam pasti rekreasi, ada yang nonton tv, ada yang dengar music dan biasanya kalau tidak ada urusan, saya biasanya main music atau nonton bola kaki, kebetulan pramusim (piala menpora) 2021 sedang dihelat yang disiarkan secara live oleh indosiar. Kami sekeluarga tidur malam itu, sekitar   pukul   21.00. Hujan angin dalam taraf normal terus   mengiringi kami. Di angka 11...

ALAM MERAYAKAN PASKAH 2021 DENGAN CARANYA SENDIRI

Gambar
  Perayaan paskah 2021 memang unik, keunikan itu terjadi ketika alam ikut merayakan paskah Kristus dengan caranya sendiri . Tarian sang ranting dan dedauan pohon jadi dengan iringan taufan membuat ombak   ikut menunjukan taringnya, dengan menghempaskan sekian perahu nelayan di bibir pantai. Banjir dadakan memenuhi sebagian ruas jalanan di Kota Karang, membuat sang pengguna jalan harus extra hati-hati, kalau  tidak ingin mengikuti  jejak  sang pengendara motor di depan Gua Lordez-Kota Kupang yang hampir saja terbawa banjir. Hari itu Sabtu suci, suatu hari yang sudah  dinantikan  dan dipersiapkan kehadirannya  bukan satu hari. Hari itu api suci yang dihasilkan dari gesekan bambu atau  batu api mestinya mengeluarkan hawa panas, malam itu lilin paskah mestinya berkelip indah ditangan umat yang hadir daan air suci yang diambil dari sumber air hidup diberkati oleh tangan terurapi yang nantinya digunakan oleh sang beriman untuk berbagai keperlua...