Ibu Pertiwi Menangis – Sakitnya Melahirkan !

 

Refleksi Atas Peristiwa  Minggu Kelabu 28 Maret 2021 Di Masakar !


 

Di keheningan malam tak berbintang, sang wanita tua itu bersandar di sebuah pohon palem dengan linangan air mata, ia meratapi  nasibnya yang tak menentu. Tangisannya itu didengar oleh sekelompok jangkrik  yang bersembunyi  dibalik dedaunan kering.  Sontak jangkrik-jangkrik itu seolah dikomando ikut menangis.

Kepedihan ibu pertiwi  itupun turut dirasakan oleh sang bulan yang malam itu enggan menampakan wujudnya. Sang bulan sejenak menampakan wujudnya dan menghilang dengan datangnya segumpalan awan hitam nan pekat.

Ibu pertiwa menangis dan suaranya tangisannya bukan saja didengar oleh jangkrik dan bulan, namun kini alam semesta ikut merasakan kepedihan ibu pertiwa ini. Tangisan sang rumput, tangisan sang awan dan tangisan debu jalanan menambah kepedihan ibu pertiwi malam itu. Pohon palem yang menjadi sandaran ibu pertiwi larut dalam kepedihan mengikuti  irama air mata  ibu pertiwi.  Tangisan ibu pertiwi  semakin  keras mengingat sakitnya saat melahirkan.

Peristiwa kelabu, Minggu,  21 Maret 2021 di Makasar  menambah derasnya air mata ibu pertiwi malam itu. Ibu pertiwi nampaknya sangat sedih menyaksikan keganasan anak negeri meluluhlantakan keheningan sesamanya yang sedang khusut mengasah iman. Ibu pertiwi sangat terpukul, mengapa ada anak negeri yang sama sekali tidak menghargainya sebagai ibu yang lewat Rahim sucinya lahirlah mereka.

Ibu pertiwi menangis mengingat sakitnya saat melahirkan. Dalam tangisannya itu, ibu pertiwi bertanya, mungkinkah  semua harus masuk kembali ke rahimnya untuk kembali dikandung badan sehingga dilahirkan lagi menjadi manusia baru? Tanya ibu pertiwi pada dinginnya malam, tanya ibu pertiwi pada embun malam, namun semua diam membisu. Menyadari  pertanyaannya tidak direspon, ibu pertiwi akhirnya mencoba menghibur diri, seraya berguman “ mereka sudah besar, aku melahirkan badannya tapi tidak melahirkan hatinya”, semoga hati hati yang ingin menyakiti hati hati yang lain cepat insaf bahwa mereka semua dari satu Rahim, yaitu rahim pertiwi.

 

Bello, 31 Maret 2021

Tanus Korbaffo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Almarhumah Josefina Maria Mey & Cinta Sucinya !

Di Angka 11.00 Berpuncak Pada 02.00 (Mencekam)