DI TITIK NOL, SIAPA MENOPANG ?

 

(SEROJA MELAHIRKAN CINTA DAN DUKA)


Oleh : Tanus Korbaffo


 

Dua belas hari telah berlalu, ketika serangan roh jahat (Seroja) memporakporandakan bumi Flobamora. Hujan disertai angin kencang  sejak Kamis Putih 2021 yang berpuncak pada Minggu(4 April 2021) Paskah 2021 melahirkan duka dan cinta.

Duka dan cinta dua hal yang sama sekali berbeda. Duka situasi penuh air mata dan keputusasaan, sedangkan cinta, situasi penuh canda tawa dan harapan akan masa depan yang lebih baik dari hari ini. Tahun 2020 dan 2021 tahun penuh kecemasan, penuh air mata dan keputusasaan.  Virus mematikan (covid-19) yang tak kelihatan dan tak berwujud, namun melahirkan kecemasan dan deraian air mata anak-anak yang tak bisa makan, karena orang tuanya di phk.

Beberapa generasi anak bangsa yang mesti menikmati bersama teman-temannya duduk bersama di satu ruang  dan belajar bersama harus pupus dan harus belajar tanpa kehadiran seorang guru secara lansung. Miliaran manusia di dunia harus hidup dengan wajah tidak utuh karena tertutup masker.  Acara-acara bernuansa kebersamaan berhenti total, kalau tokh ada dilakukan dengan kecemasan tingkat tinggi.

Covid-19 belum berlalu, kini anak-anak manusia kembali dihantui kecemasan dengan munculnya seroja (serangan roh jahat). Hujan, angin yang tidak normal meluluhlantakan separaruh dunia. Belum lagi longsor dan banjir bandang menenggelamkan sejumlah wilayah. Korban jiwa berjatuhan belum lagi harta benda yang tidak terbilang jumlahnya ludes terbawa badai.

Seroja memang melahirkan duka, namun di balik musibah ini lahir cinta, perhatian dan kepedulian dari sesama. Sampai tataran ini, mungkinkah kita sepakat bahwa seroja adalah musibah cinta dan perhatian? Mungkinkah Tuhan lewat musibah ini, ingin mengetuk hati sang mereka yang memiliki kecukapan untuk berbagi?

Yesus  yang saya Imani sebagai Tuhan dan Juru Selamat, adalah pribadi yang selalu hadir pada peristiwa ketika orang yang membutuhkan bantuan berada pada titik nol. Kisah angin ribut diredakan (Mark.4:35-40), kisah memberi makan 4 ribu orang (Mark.8:1-10) atau peristiwa perkawinan di Kana (Yoh.2:1-11), menjadi contoh nyata pribadi Yesus yang selalu tampil ketika orang berada pada titik terendah dalam hidup ini.

Musibah yang melanda NTT pada paskah 2021 lalu, membuat sebagian besar orang NTT di daerah berdampak berada pada titik terendah dalam hidupnya. Karena ia berada pada titik terendah dalam hidupnya, ia tidak mungkin menolong dirinya sendiri. Disinilah dibutuhkan topangan, dukungan dan cinta dari mereka yang dianggap mampu menopang yang berada pada titik terendah ini.

Aliran cinta akibat sang seroja, kini mengalir dan mengalir, meski kita akui tidak semua yang berada pada titik terendah hidupnya terlayani.

 

Bello, Sabtu,17/4/2021

Pukul,17.38 Menit Waktu Bello

Terima kasih untuk cintanya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Almarhumah Josefina Maria Mey & Cinta Sucinya !

Di Angka 11.00 Berpuncak Pada 02.00 (Mencekam)