Kenangan Paskah Di Dusun 30-an Tahun Lalu ! ( Memori Paskah Di Haumeni Tahun 1980-an)

 Oleh : Tanus Korbaffo


Kenangan  Paskah Di Dusun 30-an Tahun Lalu !

( Memori  Paskah Di Haumeni  Tahun 1980-an)



Paskah menjadi kenangan indah bagi kami anak-anak seusia saya waktu itu. Paroki Haumeni memiliki 5 stasi (Sainoni, Napan-Test, Banain, Buk dan Oelbonak).  Sehari sebelum perayaan Kamis Putih, atau pagi hari menjelang perayaan Kamis Putih umat dari stasi – stasi menuju pusat paroki. Gedung paroki  (gedung SDK Haumeni) menjadi tempat berlindung selama perayaan paskah. Gedung itu terisi penuh dengan umat.

Aktifitas selama hari-hari perayaan itu terbilang unik. Kami yang anak – anak bermain, ada yang bermain kucing-kucingan, bermain karet tangan, kelereng, dsbnya. Yang mama-mama biasanya berceritera, masak dan apa saja. Perayaan paskah itu memang sungguh terasa di dusun itu. Bekal yang di bawa juga terbilang sederhana, ada umbi-umbian. Jagung goreng, cemilan ala kampung yang paling digemari kala itu adalah “UT”,. Ut ini terbuat dari jagung bulat yang digoreng lalu dihaluskan  dicampur dengan parutan kelapa, wah.. sungguh nikmat.

Kebanyakan umat akan kembali ke stasinya untuk mengambil bekal pada Sabtu pagi dan dipastikan sudah berada kembali di pusat paroki sebelum perayaan malam paskah. Pastor paroki kala itu, P.Anton Frey,SVD, sang imam misionaris Serikat Sabda Allah dari Swiss.  Imam Missionaris ini, sungguh luar biasa, semua pekerjaan di paroki itu biasa ia kerjakan sendiri. Tarik lonceng, menyiapkan perlengkapan misa, saat misa ada gangguan listrik Sang Pastor akan turun sendiri  unuk menangani, bahkan saat baru pindah dari Tumbaba ke Haumeni, saat misa Pater sendiri yang mengiringi misa. Caranya, alat music (organ) disiapkan di atas altar.

Indah dan menakjukan ! Seiring berjalannnya waktu, kebersamaan yang begitu indah terukir di paroki Haumeni  kala itu berakhir.  Kini Banain setiap natal-paskah dan minggu merayaakan misa disana, hal yang sama juga terjadi di Napan-Tes dan Sainoni.

Keindahan dan kenangan itu kini tinggal  ceritera masa lalu yang tidak akan pernah terjadi lagi. Kesibukan manusia era ini telah meluluhlantakan kisah indah masa lalu itu.  Kebersamaan yang ditoreh umat dari Banain, Napan, Test, Sainoni, Haumeni, Buk, Oelbonak, masa itu kini tinggal  nostalgia ketika tuntutan hidup masa kini semakin tinggi. Aku rindu masa itu, namun apadaya, masa itu tidak akan pernah kembali lagi.

 

Bello, Hari Paskah 2021


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Almarhumah Josefina Maria Mey & Cinta Sucinya !

Di Angka 11.00 Berpuncak Pada 02.00 (Mencekam)