NAMA BAIK ( Kisah Sang Biksu dan Gadis Yang Hamil Di Luar Nikah)
Ada seorang gadis yang hamil di luar nikah.
Karena takut sang pacar di aniaya oleh ayahnya,
si gadis memberitahu keluarganya, bahwa biksu dari kelenteng dekat rumahnyalah
yang menghamili dia.
Akhirnya keluarga ini bersama penduduk desa
mendatangi si #biksu dan memarahinya habis-habisan.
Mencaci maki dan meminta si biksu menerima anak
tersebut.
Si biksu hanya terdiam tanpa menjawab.
Kata-kata yang keluar dari mulutnya hanya,
"Oh begitu. Baiklah"
Kemudian anak itu diterimanya.
Sejak hari itu, biksu ini berusaha meminta susu
dan menggunakan sedikit uangnya untuk kehidupan si anak ini.
Berita ini menyebar dengan cepat dan pamor biksu
ini semakin buruk.
Akibatnya makin banyak org membenci biksu ini.
Hari demi hari lewat.
Gadis /ibu si anak hidup dalam kegelisahan
karena merasa bersalah.
Dia merasakan siksaan batin selama 1 tahun.
Akhirnya si gadis mengakui bahwa ayah dari anak
itu bukan si biksu.
Keluarga ini kemudian mendatangi si biksu.
Si biksu terlihat sangat kurus.
Sedangkan anak kecilnya terlihat sehat dan
gemuk.
Keluarga ini meminta maaf dan dan meminta
kembali anak tersebut.
Biksu hanya tersenyum dan berkata, "oh
begitu ya. Baiklah"
Keluarga ini bingung dan bertanya "maaf
anda telah kami rugikan sampai seperti ini, kenapa anda masih sebaik ini pada
kami ? Nama baik anda rusak oleh kami. Kenapa saat itu anda tidak membela
diri?"
Biksu tersenyum dan menjawab "Sebagai
seorang biksu, saya tidak seharusnya terlalu memperdulikan hal seperti itu.
"NAMA BAIK...
"Apalah artinya buat kami ?
"Diejek dan di fitnah juga tidak masalah,
kalau dengan menjaga anak itu, aku bisa meringankan beban si gadis dan
menyelamatkan 1 nyawa.
"Bukankah saya sudah berbuat baik ?
"Lagipula kalaupun saya berusaha
membenarkan diri saya, tidak banyak orang yang akan percaya."
"Karena itu untuk apa menyusahkan diri
sendiri dan hidup dibawah perkataan org lain?"
Mereka semua terdiam.
Dan biksu ini melanjutkan.
"Seseorang jikalau dari awal percaya, dia
akan tetap percaya kita.
"Kalau dari awal dia tidak percaya.
"Kita berusaha sekeras apapun dia tidak
akan percaya.
"Bukankah lebih baik aku diam dan tidak
perlu membela diriku?
"Manusia yang berpikir negatif itu akan
selalu menghakimi kita.
"Saat kita berbuat baik, kita dibilang punya
tujuan tertentu.
"Saat kita salah, mereka hanya akan
menambah garam pada luka.
"Tapi toh setelah semua nya lewat, hasil
dari perjuangan kita yg mereka lihat.
"Karena itu biarlah kita selalu berbuat
baik.
"Dan biarlah waktu yg membuktikan.
"Apakah kita benar-benar baik, atau hanya
pura2 baik.
"Saat kita menanam padi. Rumput selalu ikut
tumbuh disana. Tapi saat menanam rumput. Tidak pernah ada padi disana."
Sumber : Anonim
Bello, 23 Januari 2022
Tanus Korbaffo
Komentar
Posting Komentar