Merayakan 15 Tahun Sebiduk Tanpa Lilin !
Merayakan 15 Tahun Sebiduk Tanpa Lilin !
Acara adat, Nagerawe, 19 September 2009
Saya lahir dari sebuah keluarga
susah, kami 10 bersaudara hidup bersama kedua orang tua di sebuah rumah bulat
(alang-alang). Semua serba sederhana, setiap malam hanya diterangi lampu sumbu.
Saat itu kami memang tidak pernah
merayakan ulang tahun anggota keluarga atau HWA kedua orang tua, bahkan kami
mungkin saja tidak mengetahui ulang tahun anggota keluarga masing-masing.
Seiring perjalanan waktu, kami
perlahan coba beradaptasi dengan kemajuan zaman.
Kami juga mulai mengenal dunia pendidikan. Ketika hidup sebagai anak asuhnya
para Suster, setiap tahun kami merayakan ulang tahun. Saya masih ingat ! Almrh.
Sr.Amanda Theresia Klara Robers,SSpS, biasa memberikan banyak hadiah kalau saya
berulang tahun.
Setelah setelah berada dalam satu
biduk (hidup berumah tangga) rutin setiap tahun kami selalu merayakan ulang
perkawinan, ulta kelahiran selalu dirayakan walau acaranya sederhana. Tahun
2024 kami bahagia merayakan 15 tahun sebiduk (HWA XV). Malam 17 September 2024
dalam kondisi sakit saya berusaha merangkai kata menjadi sebuah tulisan
sederhana di bawah judul “ 15 tahun sebiduk”.
Tulisan saya semalam sebelum 18
September 2024 setelah saya uploud di medsos, syukur banyak orang yang mengenal
saya rame-rame mengucapkan selamat dan untaian doa kecil di hari bahagia kami
ini.
Tidaklah demikian yang terjadi di
pondok kami, ternyata ungkapan “ tidak semua kebaikan mendapat pujian dan
penghargaan, bahkan ada yang menganggap “kebaikan yang kita berikan pantas
mereka terima”.
Mereka yang selama ini mendapat
begitu banyak kasih sayang dari kami, tidak satupun yang mengucapkan seuntai
doa bahkan mengulurkan tangan dan memberi ucapan selamat. Saya menanti dan
terus menanti kapan moment ucapan itu datang.
Akhirnya malam bahagia, kami dua
rayakan dengan makan nasi putih plus daging ayam yang sudah ada di kulkas sejak
3 hari lalu. Seusai menikmati makan malam saya mengisi waktu dengan menonton
bola kaki.
Hari itu yang bersama saya dalam
sebiduk tidak enak badan, beberapa saat ingin tidur, saya hanya minta berdoa
sejenak. Akhirnya berdua menuju ruang. Doa hampir selesai, yang lebih
mengutamakan latihan daripada doa dibahagia kami dan paling menjengkelkan ada
yang menuju kamar hendak tidur. Saat itulah saya sangat marah, manamungkin orang
yang tidak merasakan cinta kami mengucapkan selamat, tetapi mereka yang tidak
hari bersama kami tidak satupun mengucapkan selamat. Malam itu saya benar benar
kecewa, marah dan terus marah. Malam itu saya sulit tidur, membayangkan begitu
bodok dan gobloknya manusia era ini, sulit sekali berterima kasih atas kebaikan
orang.
Ternyata, tidak semua kebaikan
mendatangkan pujian dan terima kasih. Seribu kebaikan yang kita lakukan pada
orang yang tidak tahu bersyukur dan berterima kasih, dia anggap kebaikan yang
kita berikan pantas dia dapat.
Sekali lagi saya sungguh kecewa….
Maafkan saya Tuhan….
Merdeka, 19 Sept 2024. Pukul 11.38
Komentar
Posting Komentar