Pasar Lama Kefam,nanu !
Masih tersimpan jelas dalam ingatanku tentang pasar lama
Kefam,nanu-TTU. Pasar tradisional ini menyimpan sejuta kenangan indah dalam
kehidupanku.
Saat masih remaja, saya sangat bahagia bersama Ena (mama
saya) ke kota Kefam,nanu. Kalimat yang biasa terucap “mnao on kefa”. Ya ! pasar
lama Kefam,nanu menyimpan sejuta ceritera cinta yang akan abadi dalam sanubari
ku.
Tujuan utama bersama Ena Berta Anunu Abi ke Kefa adalah ke
pasa mna (pasar lama). Biasa yang kami bawa untuk dijual di pasa mna adalah,
umbian, mangga, hasil ladang, hewan piaraan, dll.
Hal yang paling ku sukai di pasar lama saat bersama Ena
tercinta, adalah kue cucur, es lilin. Sedangkan Ena lebih suka tua mina (nira).
Menjelang sore kami akan kembali ke kuan Sainoni dengan jalan kami. Rute mnao
hae kami adalah ; Kensulat-Oenenu-Takhini-Oeana-Faotsuba dan akhirnya mte kuan.
Sayangnya di Januari 1997 si jago merah dengan buasnya
melahab habis pasar lama ini. Masih ku ingat jelas, kala itu saya bersama seisi
penghuni asrama putra Naesleu diminta untuk tetap di asrama, Bpk Anton Amaunut
bupati TTU saat itu berusaha agar kebakaran tidak meluas, dengan berjalan kaki
berusaha kisah Kamis kelabu itu tidak meluas.
Kini 27 tahun sudah kisah piluh itu terjadi, masing-masing
orang memiliki spekulasi tersendiri seputar kebakaran itu dimana 12 ruko rata
dengan tanah.
Hari ini, Senin 1 Juli 2024 bersama istri dan buah hati kami
bersama kakak-kakaknya berdiri di pasar ini setelah menempuh perjalanan panjang
dari Kupang. Saya berdiri di sini dan mencoba menghadirkan kembali kisah kecil
bersama Ena di sini. Saya biasanya dibelakang Ena dan jualan kami di depan,
kala itu setiap orang yang lewat pasti kami berharap mereka melirik jualan
kami.
Sainoni, 2 Juli 2024
Tulisan bagus, kisah masa kecil dikenang kembali menjadi sesuatu yang sangat indah dan dirindukan
BalasHapus