Melawan Lupa ! (Catatan Kecil Mengenang Dua Gembala Yang Tewas Ditangan Umatnya Di Nusa Bunga)
Melawan Lupa !
(Catatan
Kecil Mengenang Dua Gembala Yang Tewas Ditangan Umatnya
Di Nusa
Bunga)
Lupa
merupakan satu dari sekian sifat yang dimiliki oleh manusia. Terkadang apa yang
dilakukan atau dialami beberapa waktu saja, sudah dilupakan, apalagi peristiwa
itu tidak dialami sendiri.
Melawan
lupa, (catatan kecil mengenang dua gembala yang di tewas di tangan umatnya di Nusa
Bunga) menjadi coretan sederhana yang saya persembahkan bagi mereka yang masih
memiliki hati untuk kejernihan hati hati lainnya di luar sana.
Dari
sisi lain, sifat lupa bisa diaminkan karena dengan sifat lupa itu kita tidak
larut dalam sakit hati berkepanjangan, sebut saja orang yang cepat melupakan
peristiwa yang menyakitkan, dia adalah pribadi bebas tanpa musuh, pribadi tanpa
lilitan.
Dalam KGK 355 tertulis dengan jelas
bahwa “Allah menciptakan manusia itu
menurut citra-Nya, menurut citra Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan
perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kej 1:27). Manusia menduduki tempat khusus
dalam ciptaan: ia diciptakan “menurut citra Allah” (I); dalam kodratnya
bersatulah dunia rohani dan dunia jasmani (II); ia diciptakan “sebagai
laki-laki dan perempuan” (III); Allah menjadikan dia sahabat-Nya (IV).
Selanjutnya dalam KGK 356 ,
ditegaskan bahwa “dari segala ciptaan yang kelihatan, hanya manusia
yang “mampu
mengenal dan mencintai Penciptanya” (GS 12,3): ialah “yang di
dunia merupakan satu-satunya makhluk, yang Allah kehendaki demi dirinya
sendiri” (GS 24,3): hanya dialah yang dipanggil, supaya dalam
pengertian dan cinta mengambil bagian dalam kehidupan Allah. Ia
diciptakan untuk tujuan ini, dan itulah dasar utama bagi martabatnya…”
Manusia adalah makluk
istimewa, selain diciptakan secitra dengan sang Pencipta, manusia dilengkapi
dengan hati nurani, lewat hati nurani diharapkan mampu mengelola diri menjadi
pribadi yang tahu bersyukur dan lebih dari itu, tahu mana yang baik dan mana
yang tidak baik. Hati nurani diharapkan menjadi
kompas moral dan menuntun kita menjadi pribadi yang berperilaku positif.
Sebagai umat beragama,
Dua gembala yang tewas
ditangan umatnya sendiri yang saban hari dilayani adalah, P.Kontradus Beeker,
SVD (Sang misionaris Serikat Sabda Allah) yang dihabisi oleh sang psikopat
Bernardus Baha Laga, umat Allah paroki Lerek-Lembata Kamis 19 April 1956.
Dalam buku, mengenang sang
gembala “DARAH EMAS BUMI TANAHKU” yang ditulis oleh P.Andreas Mua,SVD, tertulis
Malam itu, umat di pusat paroki Lerek mulai beristrahat usai memetic hasil
panen sepanjang hari. Pukul 20.30. Malam yang sunyi dan dingin itu pecah oleh
bunyi lonceng gereja bertalu-talu, panjang dan hamper tak mau berhenti. Tidak
seperti biasa. Bunyi lonceng seperti itu lansung mencemaskan warga. Terasa
sebagai gema dari sebuah tangisan yang menyayat.
Ternyata bunyi lonceng itu
menandakan, sang gembala yang dicintai dan mencintai umat telah dibunuh secara
sadis oleh umatnya sendiri.
Gembala berikut yang
nyawa melayang ditangan umatnya sendiri adalah Romo Faustinus Sega, Pr. Romo Faustinus waktu itu sebagai Pastor Kapelan Paroki Raja
Kabupaten Nagekeo ditemukan tak bernyawa, 13 Oktober 2008, di sebuah padang
penggembalaan ternak Denabiko, di Kelurahan Olakile, Kecamatan Boawae, Nagekeo.
Seorang tersangka Theresia Tawa mengaku, Romo Faustinus meninggal
dengan cara dipukul. Aksi itu dilakukan di salah satu rumah warga, di kawasan
Soa. Sangat di sayangkan mengapa seorang gembala harus dihabisi secara
sadis oleh umatnya sendiri.
Tidak ada seorang
manusiapun di dunia yang luput dari kesalahan dan dosa, sebagai makluk ciptaan
istimewa yang dilengkapi hati nurani, peristiwa ini diluar nalar, peristiwa
hitam sama sekali tidak dibenarkan.
Dalam
Ul.27:24 disina tertulis “Terkutuklah orang yang
membunuh e sesamanya manusia dengan
tersembunyi. f Dan seluruh bangsa itu
haruslah berkata: Amin! Selanjutnya dalam , Kej.9:6 Siapa
yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah x oleh manusia 1 ,
sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya y sendiri.
Ya
seirama dengan penggalan teks Kitab Suci di atas! saya kira banyak manusia
mengenal dan mengakui adanya, hukum
karma.
Lewat coretan sederhana ini, penulis
berharap kisah kelam yang di alami oleh dua orang terurapi yang lewat tangan
mereka banyak orang berkat, tidak terulang lagi. Kita berdoa agar jiwa kedua
abdi Allah bersinar di surga dan menjadi pengatara yang setia bagi semua yang
masih bernurani luhur.
Melawan Lupa
! (Catatan Kecil Mengenang Dua Gembala Yang Tewas Ditangan Umatnya Di Nusa
Bunga)
Untukmu yang
kami cintai dan kenang :
P.Hendrikus
Konradus Beeker, SVD & Rm.Faustinus Sega,Pr
Kupang, 20
Juni 2024(19.53 Menit)
Salam &
doaku
Tanus
Korbaffo
Komentar
Posting Komentar