Kandas Diantara Langkah Pertama Dan Langkah Terakhir Menjelang Finis

 

KANDAS DIANTARA LANGKAH PERTAMA  DAN LANGKAH TERAKHIR MENJELANG FINIS !

 Etape demi etape telah ia lalui, cucuran keringat dan deretan teras yang tercipta di dahinya ketika berjuang mewujudkan komitmennya tatkala  keputusan final dan mengikat untuk memulai langkah pertama kala itu, mungkinkah harus berakhir pada kelinglungan yang akhirnya harus terkapar dan kandas dipijakan akhir menjelang garis finis ?

Hidup ini adalah pilihan, karenanya saban saat tiap insan dihadapan pada pilihan sulit. Memilih untuk bertahan atau memilih untuk pergi dengan sejuta luka. Bertahan punya konsekuensi, memilih untuk pergi juga lahir konsekuensi baru.

Sampai tataran ini, ada pertanyaan bernada sinis, mengapa tidak dari dulu ? Sebagai manusia tentu saja ada pro dan kontra ketika keputusan mesti ambil. Apalagi keputusan untuk melepas dan pergi melahirkan teka teki dan menimbulkan luka bagi mereka yang sangat mendukung dan mencintai kita terkait komitmen pilihan untuk memulai langkah pertama kala itu.

Mau bertahan atau melepas ? suatu pilihan sulit, laksana buah simalakama dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati. Tetap bertahan, keadaan tidak memungkinkan lagi, mau kembali ke titik awal tidak mungkin, mau terus melangkah mustahil, sayangnya larut dalam ketidakpastian pergi atau tidak membuat yang larut dalam ketidakpastian itu, terhempas dan hanyut terbawa arus, ia hilang diantara langkah pertama dan langkah terakhir menuju titik finis.

Hilang diantara langkah pertama dan langkah terakhir menuju titik finis memang melahirkan tanda tanya besar, ko bisa jadi seperti itu ? mengapa terjadi demikian ? dan pertanyaan-pertanyaan lainya yang terkadang membuat telinga panas dingin mendengarnya.

Sampai disini, ada satu sentilan kecil yang mestinya direfleksikan, kalau tidak ingin terkapar dan kandas diantara langkah pertama dan langkah terakhir menuju titik akhir, etape demi etape yang telah dilalui mestinya ada moment permenungan “ haruskah aku bertahan, ataukah aku harus melepas dan pergi sebelum badai itu datang”?.

Ada istilah banyak jalan ke Roma, mestinya menjadi istilah kita juga dalam memilih pergi atau bertahan. Ini bukan tempatku, tempatku disana mungkin juga mestinya terlintas dalam hati ketika moment refleksi menyapa. Mau apalagi, sudah terlanjur basah biar mandi sekalin, mestinya dihindari.

 

Bello, 2021 06 04

Kayetanus Kolo

(Guru SMPK Sta.Theresia Kupang)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Almarhumah Josefina Maria Mey & Cinta Sucinya !

Di Angka 11.00 Berpuncak Pada 02.00 (Mencekam)